Selasa, 31 Maret 2015

KEDATON KUTAI KARTANEGARA

Kedaton terletak di pusat Kota Tenggarong, terletak di belakang Museum Mulawarman dan di depan Monumen Pancasila Tenggarong atau Jalan Monumen barat. Dan letaknya tidak jauh dari Museum Mulawarman, Planetarium Jagad Raya dan Masjid Jami’ Adji Amir Hasanoeddin. Dibangun pada tahu 2001 dan sejarah dibukanya objek wisata ini adalah untuk melestarikan budaya Kutai. Pihak Kesultanan membuat Lembaga Adat dan Dewan Adat di setiap daerah-daerah yang merupakan wilayah Kerajaan Kutai sebagai wadah untuk melestarikan budaya, fungsinya sebagai perpanjangan tangan dari Kesultanan Kutai.
Arsitektur Kedaton Kutai KArtanegara merupakan perpaduan gaya modern dan gaya istana Kerajaan Kutai Kartanegara. Ruangan istana nampak megah dan mewah dengan tatanan Singgasana Sultan di kelilingi oleh kursi yang terbuat dari emas. Di sebelah kiri Singgasana terdapat gamelan Jawa.
Didalam Kedaton juga terdapat banyak ukiran yang berciri khas adat Kutai, Dayak dan Jawa untuk menunkukkan bahwa Kerajaan Kutai Kartanegara memiliki hubungan sejarah yang erat dengan suku Dayak dan Kesultanan Jawa.

Pantai Ambalat


Pantai Ambalat memang bukan tempat wisata di balikpapan. Pantai ini terletak di Kelurahan Amborawang Laut, Kecamatan Samboja , Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) , Kalimantan Timur. Konon, asal mula nama Ambalat di ambil dari nama Kelurahan tersebut yaitu Amborawang Laut. Ketika memasuki gerbang pantai tersebut, kita akan disambut dengan pohon-pohon kelapa  yang berada di sisi kanan dan sisi kiri dengan buah yang bergantungan.

Pantai Ambalat yang landai dengan pasir kecoklatannya terbentang mulai dari arah selatan berbatasan dengan pantai teritip hingga utara tanjung samboja. Menurut lurah Amborawang Laut, pantai ini memiliki bibir pantai sepanjang 1,5 km dan lebar 500 meter jika air sedang surut.

Di pantai Ambalat ini, tampak juga deretan warung yang menjajakan makanan dan minuman yang siap melayani para pengunjung. Dan terlihat pula para pengunjung yang menikmati segarnya kelapa muda di pantai Ambalat. Disana juga tampak para pengunjung yang sedang menikmati landainya pantai Ambalat. Di pantai ini juga disediakan tempat penyewaan ban.

Pantai Amabalat akan lebih mempesona jika dirasakan pada malam hari. Disana juga terdapat tempat penginapan seperti cottages. Walaupun hanya terdapat 8 unit, bangunan tersebut ada yang semi permanen bahkan permanen.

Pantai Ambalat juga dilengkapi dengan wahana pemancingan bagi para pengunjung yang memiliki hobi memancing. Fasilitas pendukung pemancingan itu yakni beberapa unit gazebo atau rumah kecil yang berada di pematang empang dengan teduhan pohon cemara yang cukup begitu rindang.

Walaupun pantai Ambalat yang indah ini begitu indah dan jalan menuju ke bibir pantai nya bagus, tapi pantai masih kurang banyak dilirik oleh para wisatawan. Itu dikarenakan lokasinya yang tersembunyi, yaitu sejauh 7 km dari Jl poros Samboja – Teritip di Balikpapan. Selain itu juga, pantai Ambalat ini masih dikelola secara sederhana oleh warga sekitar yang dikoordinir lurah setempat. Nah, bagi kalian yang sempat singgah ke Samboja. Tidak ada salahnya untuk mengunjungi tempat pariwisata ini. (*ra)

Pesona Danau Dua Rasa "Labuan Cermin"


Danau Labuan Cermin terletak di Desa Labuan Kelambu di Kecamatan Biduk-biduk Kalimantan Timur yang bisa ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 6 sampai 7 jam dari ibukota Kabupaten Berau, Tanjung Redeb. Untuk mencapai Berau sendiri ada beberapa cara seperti yang biasa dilakukan untuk mencapai Kepulauan Derawan. Memang biasanya wisatawan yang kesini biasanya terlebih dahulu mengunjungi surga bawah laut di Kepulauan Derawan.
Merupakan wisata alam dimana terdapat pantai berbentuk danau. Adapun rasa airnya dua rasa yaitu air asin dan air tawar. Dengan kebeningan air dan suhu yang mencapai 10-15o C membuat pantai ini disebut Labuan Cermin. Hal ini karena bayangan dan makhluk hidup yang ada didasar laut terlihat dengan jelas. Tempat tersebut cukup sejuk dan cocok untuk dijadikan tempat bersantai. Begitu sampai di ujung danau, terlihat kawasan hutan lindung yang masih asri dikelilingi rerimbunan pohon. Air jernih berwarna kehijauan secara jelas menampakkan kehidupan di bawahnya. Kejernihan air di danau dua rasa ini sudah tidak diragukan lagi. Di bagian atas danau, air terasa tawar karena bersumber dari mata air yang keluar dari celahcelah batu. Namun, beberapa meter di bawahnya, air terasa asin karena berasal dari air laut.
Kedua jenis air ini tidak bercampur. Bila menyelam beberapa meter, Anda akan menemukan sebuah batas lapisan antara keduanya. Bahkan, mentari yang menyinari danau akan kembali dipantulkan cahayanya bak cermin. Tidak cuma itu, beragam spesies ikan air tawar dan laut, seperti kakap, ikan warna, ikan tulang, ikan putih yang berenang di antara kayu dan batu semakin menambah keeksotisan danau tersebut.

LOKASI                                 
Kecamatan Biduk-Biduk, Berau, Kalimantan Timur.

Cara Menuju Kesana : Diperlukan waktu 6-7 jam perjalanan untuk bisa sampai ke objek wisata. Bagi yang membutuhkan kendaraan plus sopir karena harus menempuh jarak sejauh 257 kilometer dari Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau, Anda bisa mendapatkannya di terminal lama, cukup merogoh kocek sebesar Rp150.000 untuk sewa kendaraan dan Rp500.000 untuk sopir. Mereka akan mengantarkan Anda sampai tempat tujuan maupun kembali pulang. 

Goa Tengkorak

 Goa Tengkorak ini terletak di Desa Kesungai, Batu Sopang, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur. Lokasinya sekitar 145 km baratdaya Kota Balikpapan. Goa Tengkorak ini dikeramatkan oleh penduduk setempat. Bahkan,  goa itu juga ditakuti oleh masyarakat. Goa ini terletak di tengah tebing kapur yang memiliki ketinggian sekitar 50 meter dengan ceruk yang terletak di ketinggian sekitar 30 meter. 
Sebenarnya, goa ini hanya sebuah ceruk di tebing. Ceruk ini berupa ruang dengan tinggi sekitar 1,5 m, lebar 2 m, dan panjang 3 m. Namun pada ujung ceruk tersebut masih terdapat sebuah lorong sempit ke dalam tebing.
Sebelum masuk ke goa, anda akan meliihat goa ini terlihat kecil, tetapi sebenarnya merupakan sebuah lubang yang panjang dan besar menuju ke perut bumi. Di dalam goa ini terdapat puluhan tengkorak dan tulang – tulang manusia. Saat ini terdapat 35 tengkorak dan 170 tulang serta beberapa serpihan tulang. Menurut salah satu warga Desa Kesungai, ada satu tengkorak yang sengaja disimpan di Museum Negeri Kalimantan Timur di Tenggarong.


Konon, tulang-tulang yang tersusun rapi tersebut merupakan mayat nenek moyang mereka. Untuk mencapai objek wisata ini juga sangat mudah karena lokasinya terletak di sebuah desa yang berada di dekat jalan trans Kalimantan, Balikpapan – Banjarmasin. Lebih tepatnya berada di kanan jalan dari arah Balikpapan menuju ke Banjarmasin.
Di tepi jalan, Anda akan melihat sebuah papan petunjuk kecil. Jarak dari jalan utama sampai di goa sekitar 4 km dengan jalan tanah, tetapi dapat dilewati oleh kendaraan roda empat sampai di Desa Kesungai.



Untuk menuju goa anda harus menyeberangi 2 sungai dan jalan setapak sekitar 1 km. Ada 2 jembatan gantung dari kayu yang dapat dilewati motor untuk memudahkan perjalanan ke goa. Untuk naik ke atas tebing, sudah dibangun menara dan tangga untuk menuju ke ceruk yang berisi tengkorak. Menara dan tangga yang dibangun memang mempermudah pengunjung sampai di mulut Goa Tengkorak.
Berada di tempat ini sendirian ditemani dengan bunyi serangga dan suara dedaunan akan membuat bulu kuduk berdiri. Apalagi tengkorak yang tersusun rapi tersebut terlihat seperti menyeringai. Bayangin, kalau tengkorak—tengkorak itu tiba-tiba bergerak dan terbang kea rah anda… Hihihihi…

Sebagian tengkorak di goa ini masih utuh sedangkan sebagian lain pecah. Demikian halnya dengan tulang belulangnya. Mayat tersebut hanya diletakkan pada sebuah lubang kayu. Satu tahun berikutnya setelah mayat tinggal tengkorak, lubang tersebut dibongkar dan diletakkan di goa – goa. Sebelum pemindahan tengkorak dilakukan pesta dan upacara khusus.
Selain Goa Tengkorak, desa ini juga memiliki Goa Lojang yang tidak kalah misterius. Letaknya sekitar 1 km dari goa ini. Goa Lojang memiliki stalagmit dan stalagtit yang indah. Ujung goa ini masih menjadi misteri karena penjaga goa mengaku pernah menjelajah goa ini selama 1 hari tetapi tidak menemukan ujungnya. /**

Museum Gunung Tabur

Gunung Tabur, Kabupaten Berau. Museum yang diresmikan pada 1992 ini terbagi menjadi 6 ruangan dan digunakan untuk menyimpan koleksi peninggalan kerajaan yang berjumlah sekitar 549 buah. Sebagai cagar budaya peninggalan masa lalu, kerajaan Gunung Tabur merupakan salah satu identitas dari Kabupaten Berau, maka diperlukan peran serta dari Pemerintah Daerah. Tercatat baru sekitar 600an pengunjung setiap bulannya dan ketika musim libur tiba terjadi peningkatan menjadi sekitar 1000 pengunjung. Pariwisata berau tidak hanya mengandalkan sektor keindahan alam semata karena terdapat juga sektor wisata yang memiliki nilai sejarah, budaya dan peradaban yang tinggi.

Pantai Sipakario Nipah-Nipah

 Pantai Sipakario Nipah-Nipah terletak di Kilometer 6 Kelurahan Nipah-Nipah Jalan Poros Penajam dan di tepi jalan Coatal Road. Lokasinya yang sangat strategis, menjadikan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara menetapkan pantai ini sebagai salah satu obyek wisata andalan.

Selain karena pasir putih, Panyai Nipah-Nipah tepat berada di teluk Balikpapan hingga menjadikan wisatawan dapat melihat gemerlap lampu-lampu Kota Balikpapan pada malam hari. Dengan menggunakan angkutan umum. Pantai Nipah-Nipah dapat dikunjungi dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit dari dermaga Penajam Paser Utara.

Pagelaran hiburan rakyat berupa pagelaran seni budaya, Festival Layang- laying serta Festival Miniatur Perahu Layar dalah kegiatan rutin tahunan yang diadakan di Pantai Nipah-Nipah setiap hari libur setelah perayaan Idul Fitri. Pada tahun 2006, di pantai ini tercata pada Museum Rekor Indonesia (MURI) kategori “Minum Air Kelapa Terbanyak”.

Pantai Tanjung Jumlai


Satu lagi kawasan yang menjadi ikon Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) adalah Pantai Tanjung Jumlai. Pantai Tanjung Jumlai mempunyai lebar 100 sampai 150 meter dengan bentangan gari pantai sepanjang 15 kilometer membujur dari Kelurahan Tanjung Tengah, Saloloang, Kampung Baru dan Pejala, Kecamatn Penajam.

Kawasan pantai ini terkenal karena eksotis panoramanya, yang didukung pasir kwarsa kasar yang ada di kawasan itu, sehingga dasar laut dapat terlihat jelas. Bahkan ahli geologi laut dari sebuah Yayasan Pesisir yang pernah menangani kawasan ini menyebutkan, keindahannya sangat jarang ditemui di pantai lain di wilayah perairan Indonesia. Dikawasan ini juga tersedia beberapa hectare arealnya sebagai tempat hiking (Perkemahan) dengan panorama alam lautnya. Perahu masyarakat juga bias disewa untuk melakukan perjalanan ke Gugusan Pasir Gusung, menyusuri kawasan Pantai Tanjung Jumlai.